Theory of Chaos
Spoiler for theory of chaos

Spoiler for sejarah teori keos
Jacques Hadamard pada tahun 1898 menerbitkan suatu tulisan tentang gerakan yang tidak stabil atau acak dari
suatu “arah peluru”. Ia menunjukkan bahwa semua arah peluru yang ditembakkan dari senapan memiliki arah yang berbeda dan menyimpang satu sama lainnya. Sementara itu istilah “chaos” dirumuskan pertama kali
oleh Henri Poincaré (1854 – 1912), seorang ahli matematika Perancis. Ia menemukan bukti bahwa system
tata surya tidak bekerja secara teratur dan dapat diprediksi dengan pasti. Ia mengungkapkan bahwa dapat terjadi perbedaan kecil pada kondisi awal menghasilkan peristiwa yang berdampak sangat besar. Sebuah
kesalahan kecil pada permulaannya akan menghasilkan penyimpangan yang lebih besar. Prediksi akan menjadi
hal yang mustahil. Semula gagasan Henri Poincaré tidak terlalu dihargai olehpara ilmuwan pada saat itu, sampai
penemuan computer yang memungkinkan para ahli membuat model dan menggambarkan system chaostik.
Teori chaos pertama kali dicetuskan oleh seorang meteorologis bernama Edward Lorenz pada tahun 1961.
Teori chaos berusaha mencari bentuk keseragaman dari data yang kelihatannya acak. Teori ini ditemukan secara tidak sengaja, Lorenz pada saat itu sedang mencari penyebab mengapa cuaca tidak bisa diramalkan. Ia
menggunakan bantuan computer dan menggunakan 12 model rumusan. Program yang ia ciptakan tidak bisa
memprediksi cuaca, tetapi dapat menggambarkan seperti apa cuaca tersebut jika diketahui titik awalnya. Suatu saat Lorenz ingin melihat hasil urutan model cuaca. Ia memulai dari bagian tengah dan tidak dari awal. Untuk mempermudah, Lorenz memasukkan nilai dengan 3
angka decimal (0,506), sementara angka dari urutan tersebut adalah 0,506127. Karena pembulatan sudah
benar, maka pola yang terbentuk dari kedua angka tersebut seharusnya mirip, ternyata pola yang muncul
semakin lama semakin berbeda dari sebelumnya. Berdasarkan penemuan ini, Lorenz melakukan percobaan
kembali, kali ini model dibuat lebih sederhana dengan hanya 3 rumusan. Hasilnya data-data yang ditampilkan
kembali terlihat acak, tetapi ketika data data tersebut dimasukkan dalam bentuk grafik maka terciptalah fenomena yang disebut efek kupu-kupu (butterfly effect).
Suatu perbedaan kecil pada titik awal (hanya berbeda 0,000127) akan mengubah pola secara keseluruhan.
Sumber: http://somasalims.blogspot.com//
Komentar
Posting Komentar