Cara praktis belajar teknik hidroponik
Ilustrasi bercocok tanam dengan hidroponik
© Shutterstock
Musim hujan dan kemarau di Indonesia yang tidak menentu menjadikan banyak tanaman, terutama bahan pangan, tidak dapat tumbuh secara optimal. Untuk menyiasatinya, Anda bisa mencoba teknik hidroponik untuk menanam bahan pangan, seperti sayur dan buah-buahan.
Teknik hidroponik sebenarnya sudah tidak asing lagi terdengar di dunia cocok tanam. Hanya saja memang tidak semua orang bisa mempraktikkannya, mengingat bercocok tanam dengan teknik hidroponik berbeda dengan cara bercocok tanam secara konvensional. Padahal, teknik hidroponik cukup mudah untuk dipelajari, salah satu cara praktis untuk mempelajari teknik tersebut adalah lewat buku.
Saat ini banyak buku praktis yang dapat mengajarkan Anda tentang cara bercocok tanam dengan menggunakan teknik hidroponik, misalnya saja Bertanam Hidroponik untuk Pemula, Hidroponik Portabel, 6 Teknik Hidroponik, dan Hidroponik Murah dan Praktis.
Selain memang digunakan untuk menghasilkan bahan-bahan pangan yang dibutuhkan, saat ini hidroponik juga sudah menjadi gaya hidup baru masyarakat perkotaan untuk mengisi waktu luang. Terutama bagi mereka yang tinggal di perumahan yang tidak memiliki lahan luas, hidroponik menjadi solusi yang tepat untuk menyalurkan hobi bercocok tanam.
Bagi pemula, teknik ini tidak memerlukan peralatan khusus. Peralatan yang dibutuhkan bisa didapatkan dari lingkungan sekitar, misalnya saja botol air mineral, arang sekam, sabut kelapa, dan sumbu kompor. Bahan pendukung lain, seperti rockwool, nutrisi cair, dan benih bisa didapatkan di toko tanaman hidroponik.
Jika peralatan dan bahan pendukung sudah didapatkan, proses menanam hidroponik dapat segera dilakukan. Pada dasarnya, ada tiga tahapan pada proses menanam tanaman hidroponik, yakni pembibitan, pembuatan media tanam, dan perawatan. Lebih detailnya dapat Anda simak di bawah ini.
Pembibitan
Benih terlebih dahulu perlu disemai untuk memilih benih terbaik untuk ditanam. Pembibitan tanaman hidroponik dapat dilakukan menggunakan media rockwool yang bebas hama, penyakit, dan dapat menyerap air dengan baik.
Benih yang sudah disiapkan dapat disemai pada rockwool yang sudah dipotong dan kemudian dibasahi dengan air. Setelah itu, rockwool yang sudah terdapat benih tanaman dapat disimpan ditempat gelap.
Ketika benih yang disemai sudah berkecambah, pindahkan ke tempat terang yang tidak terkena matahari secara langsung. Basahi rockwool dengan air setiap pagi dan sore hari. Saat benih sudah berumur 2 minggu dan tumbuh daun, tanaman dapat dipindah ke media tanam.
Membuat media tanam
Media tanam dapat dibuat menggunakan botol air mineral. Potong botol bekas menjadi dua bagian. Botol bagian atas dapat dilubangi pada bagian leher botol dan tutup botol untuk menempatkan kain bekas atau sumbu kompor yang berfungsi sebagai jalur aliran air nutrisi untuk diserap akar tanaman.
Setelah sumbu terpasang, botol bagian atas dapat diisi dengan campuran arang sekam dan sabut kelapa. Sedangkan botol bagian bawah diisi dengan cairan nutrisi hidroponik. Setelah itu botol bagian atas dapat dipasangkan pada botol bagian bawah dengan posisi leher botol menghadap ke bawah.
Ketika media tanam sudah siap, pindahkan benih tanaman tanpa merusak akarnya. Lubangi media tanam kurang lebih 1-2 cm untuk meletakkan benih yang sudah mulai tumbuh tersebut.
Cara bercocok tanam hidroponik
© Aji /Beritagar.id
Perawatan
Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah melakukan perawatan tanaman hidroponik secara berkala. Tambahkan cairan nutrisi jika hampir habis agar tanamanan hidroponik mendapatkan cairan yang cukup. Selain itu, Anda juga perlu menyemprotkan air secukupnya ke tanaman setiap pagi dan sore hari. Hanya dengan tiga langkah tersebut, Anda sudah bisa siap untuk mendapatkan hasil panen sayur atau buah yang Anda tanam.
Coba bayangkan jika pengetahuan-pengetahuan seperti ini bisa didapat oleh mereka, khususnya anak-anak di daerah yang memang membutuhkannya untuk bertahan hidup di tempat tinggal mereka. Ambil contoh, jika teknik hidroponik dikuasai oleh mereka yang tinggal di daerah Gunung Kidul yang memiliki karakteristik tanah yang cenderung keras, alot, dan bahkan kering, tentu cara ini dapat membantu orang-orang di sana untuk bisa tetap bercocok tanam sepanjang tahun dan menghasilkan bahan pangan untuk konsumsi sendiri di rumah.
Namun sayang, karena pada kenyataannya distribusi pengetahuan belum merata karena adanya keterbatasan akses terhadap buku. Ulurkan tangan Anda untuk secara nyata membantu menyalurkan buku-buku pengetahuan seperti ini lewat program donasi buku, seperti gerakan #BukuUntukIndonesia.
Gerakan #BukuUntukIndonesia akan membantu menyalurkan bantuan donasi buku Anda ke perpustakaan-perpustakaan sekolah dasar negeri yang tersebar di 60 titik dari ujung Barat hingga ujung Timur Indonesia. Donasi buku yang Anda salurkan lewat gerakan #BukuUntukIndonesia diharapkan akan menjadi titik terang bagi anak-anak Indonesia untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan sebagai bekal hidup mereka nantinya.
Quote:Sumber: Beritagar.id
Komentar
Posting Komentar