Bagaimana Kasus Choirul Huda Beri Kita Pelajaran tentang "Hypoxia"?
(Image Via Bola.com)
Hypoxia atau kekurangan oksigen disebut menjadi penyebab kematian kiper Persela Lamongan, Choirul Huda.
Benturan yang dialami Huda menyebabkan henti napas dan henti jantung.
"Choirul Huda mengalami trauma benturan sesama pemain sehingga terjadi apa yang kita sebut henti napas dan henti jantung," kata dokter Yudistiro Andri Nugroho, spesialis anestesi RSUD dr Soegiri Lamongan.
Hypoxia akibat benturan gak hanya bisa terjadi pada atlet. Tetapi juga kita semua, pada aktivitas sehari-hari akibat kurang hati-hati, dan olahraga yang kita lakukan pun bisa mengantarkan pada benturan yang berujung hypoxia.
Dokter Dyah Wijayanti selaku koordinator kesehatan KONI Jatim mengungkapkan, hypoxia atau keadaan kekurangan oksigen bahkan bisa terjadi akibat wajah tertutup bantal.
"Kalau enggak ditutup bantal, kejadian itu bisa terjadi karena kecelakaan, benturan, atau tenggelam, sehingga terjadi trauma saluran napas. Saluran napas seperti hidung dan leher tertutup," papar dokter Dyah saat dihubungi Kompas.com Senin (16/10/2017)
Apa penangangan pertama pada orang yang diduga hypoxia?
Karena hal ini bisa terjadi pada siapa aja, penangangan pertama pada orang yang terkena hypoxia harus jadi pengetahuan umum.
penanganan pada seseorang yang mengalami hypoxia akibat tersumbatnya jalan napas adalah Resusitasi Jantung Paru (RJP), terdiri dari tahapan A-B-C.
A. Airway Control (Cek apakah dia bernapas)
A singkatan dari Airway control, atau penguasaan jalan napas. Ini merupakan hal pertama yang dilakukan.
"Empat menit dicek ada oksigen masuk atau enggak. Ini yang harus dicek pertama kali, kalau patah atau yang lain dapat menyusul," jelas dia.
Waktu terlama melihat korban tidak bernapas hanya empat menit. Lebih dari 4 menit, akan terjadi kerusakan bila tidak ada oksigen yang masuk, "Batas terlama hanya empat menit," tegas dokter Dyah.
Cara termudah untuk melihat apakah jalan napasnya berfungsi normal atau tidak adalah berkomunikasi dengan korban. Seperti menanyakan nama, yang dirasa sakit mana saja.
"Kalau bisa ngomong berarti oke. Kalau enggak bisa harus segera dilakukan penanganan jalan nafas. Dinaikkan kepalanya, angkat dagu, tekan dahi," ujar Dyah.
B. Breathing Support (Bantuan Pernapasan)
Berikan bantuan pernapasan menggunakan mulut si penolong.
C. Circulatory Support (Bantuan Sirkulasi)
Berikan pijatan pada jantung luar.
Dengan memahami langkah-langkah itu, siapapun berpotensi menyelamatkan orang terkasih dari meninggal akibat hypoxia.
Sumber
Komentar
Posting Komentar